Jakarta – Penyakit jantung bawaan (PJB) menjadi salah satu masalah kesehatan yang serius pada anak. Menurut organisasi kesehatan di Indonesia, IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), terdapat beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap perkembangan penyakit ini. Pemahaman yang lebih dalam mengenai pemicu PJB dapat membantu dalam pencegahan dan penanganan yang lebih efektif.

Salah satu faktor yang paling penting dalam pencegahan PJB adalah asupan nutrisi selama kehamilan. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi asam folat yang tinggi oleh ibu hamil dapat mengurang risiko terjadinya kelainan jantung pada janin. Asam folat, yang banyak ditemukan dalam sayuran hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian, berfungsi untuk mendukung perkembangan DNA dan sel, serta penting untuk kesehatan jantung.

Selain asam folat, konsumsi obat-obatan tertentu selama kehamilan juga dapat berperan dalam terjadinya PJB. Beberapa obat, jika tidak diawasi dengan ketat, bisa berisiko membahayakan perkembangan jantung bayi. Ibu hamil dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan baru, terutama obat yang belum teruji keamanannya untuk janin.

Berikut adalah beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan penyakit jantung bawaan:

1. Genetika: Riwayat keluarga dengan kondisi jantung bawaan dapat meningkatkan risiko. Jika salah satu orang tua memiliki riwayat penyakit ini, anak mereka berpotensi lebih tinggi untuk mengalaminya.

2. Infeksi selama kehamilan: Beberapa infeksi, seperti rubella atau cytomegalovirus, dapat mengganggu perkembangan jantung janin.

3. Penyakit ibu: Kondisi medis tertentu, seperti diabetes yang tidak terkelola dan hipertensi, juga dapat menambah risiko bayi lahir dengan penyakit jantung bawaan.

4. Paparan zat berbahaya: Paparan terhadap alkohol, racun, atau obat-obatan tertentu selama kehamilan dapat menyebabkan kelainan pada perkembangan jantung.

Penyakit jantung bawaan bisa bermanifestasi dalam berbagai bentuk dan tingkat keparahan. Beberapa anak mungkin tidak menunjukkan gejala hingga mereka lebih tua, sementara yang lain dapat mengalami kesulitan bernapas atau kelelahan yang parah sejak lahir. Deteksi dini sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Sebagai langkah pencegahan, IDAI mendorong ibu hamil untuk menjaga pola makan sehat yang kaya akan nutrisi esensial. Mereka juga disarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin dan berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan informasi terkait kesehatan kehamilan, termasuk risiko dan pencegahan PJB.

“Sebagai tenaga kesehatan, kami berkomitmen untuk memberikan edukasi yang jelas kepada ibu hamil mengenai faktor risiko baik yang bisa diubah maupun yang tidak,” ungkap seorang dokter dari IDAI. “Edukasi yang baik dapat membantu meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya menjaga kesehatan ibu dan janin.”

Monitoring dan pemeriksaan lanjutan juga menjadi bagian penting dalam pengelolaan anak dengan penyakit jantung bawaan. Beberapa anak mungkin memerlukan intervensi bedah atau perawatan lanjutan untuk perbaikan fungsi jantung mereka.

Dalam menghadapi tantangan penyakit jantung bawaan pada anak, kolaborasi antara tenaga medis, keluarga, dan masyarakat sangatlah krusial. Dengan memahami faktor-faktor penyebabnya dan mengedukasi orang tua, diharapkan jumlah kasus PJB dapat menurun dan kualitas hidup anak-anak dapat meningkat.

Meningkatnya kesadaran tentang pentingnya pencegahan dapat diharapkan meminimalkan risiko terjadinya penyakit jantung bawaan. Melalui langkah-langkah tepat, investasi dalam edukasi dan kesehatan, kita bisa berkontribusi pada generasi yang lebih sehat di masa mendatang.