Jakarta – Penyumbatan pembuluh darah otak adalah kondisi serius yang dapat berkembang perlahan dan berujung pada stroke jika tidak ditangani dengan segera. Penyumbatan ini terjadi ketika plak terbentuk di dinding arteri, yang menghalangi aliran darah dan mengurangi pasokan oksigen serta nutrisi ke area otak. Menurut mayo Clinic, plak tersebut terdiri dari kalsium, kolesterol, dan jaringan fibrosa yang dapat terbentuk akibat kerusakan di pembuluh darah. Aterosklerosis, proses penumpukan plak, bisa terjadi di mana saja dalam tubuh.

Faktor-faktor yang meningkatkan risiko penyumbatan pembuluh darah otak mencakup riwayat keluarga, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, dan obesitas. Para pasien mengalami gejala yang bervariasi ketika mengalami penyumbatan ini. Dua cerita dari pasien memberikan gambaran yang jelas tentang gejala awal yang sering terabaikan.

Aubrey Hasley, seorang mahasiswi pascasarjana berusia 23 tahun dari Universitas Elmhurst, Illinois, mengawali hari-harinya dengan suara aneh di telinga yang belum pernah ia alami sebelumnya. “Suara itu terdengar seperti mikrofon yang terlalu dekat dengan speaker,” ucapnya. Ketika suara tersebut disertai dengan sakit kepala yang hebat dan perasaan pusing, Aubrey mulai khawatir bahwa ia mengalami vertigo. Namun, kondisinya semakin parah, dan ia mengalami kelumpuhan di wajah serta kesulitan berbicara. “Saya bahkan tidak bisa berjalan saat didiagnosis dengan stroke iskemik,” tambah Aubrey.

Remaja ini mengalami serangkaian gejala yang berbahaya seperti penglihatan ganda dan kelemahan di sisi kanan tubuhnya. “Dokter menguji kemampuan saya dan saya tidak bisa melakukan apa-apa,” ungkapnya menekankan betapa mengerikannya pengalaman tersebut.

Dalam cerita lain, David Swales, seorang akuntan teknis berusia 50-an yang aktif berlari, juga mengalami masalah yang mengejutkan. Beberapa minggu sebelum stroke yang hampir merenggut nyawanya, ia mengalami masalah penglihatan. “Saya melihat semuanya kabur dan tidak bisa melihat apa-apa,” katanya. Pada hari saat ia mengambil bagian dalam lomba lari, ia berhasil menyelesaikannya, tetapi tiba di rumah, penglihatannya tiba-tiba hilang lagi.

Keputusannya untuk mencari pertolongan medis didorong oleh kekhawatirannya yang mendalam. Empat jam setelah kejadian tersebut, hasil CT scan menunjukkan bahwa David mengalami stroke. Gumpalan darah yang terbentuk di dua area di otaknya menyebabkan hilangnya penglihatan permanen dan gangguan pada kemampuan berpikir, berbicara, serta memori.

Gejala seperti suara aneh di telinga, kesulitan berbicara, dan masalah penglihatan bisa menjadi tanda-tanda awal penyumbatan pembuluh darah otak. Mengingat gejala ini sering kali diabaikan hingga kondisi memburuk, penting bagi masyarakat untuk mengenali tanda-tanda awal yang dapat mengarah kepada stroke.

Berdasarkan data kesehatan, hampir 30% pasien stroke mengalami gejala awal yang ringan yang dianggap sepele, padahal dapat mengindikasikan masalah serius yang memerlukan perhatian medis segera. Pengobatan yang cepat dan tepat waktu berpotensi menyelamatkan nyawa dan meminimalisir dampak jangka panjang dari kondisi ini.

Memperhatikan kesehatan secara keseluruhan, seperti mengontrol tekanan darah, kolesterol, dan menjaga gaya hidup sehat, dapat membantu mencegah perkembangan penyakit ini. Kesadaran masyarakat terhadap gejala penyumbatan pembuluh darah otak menjadi sangat penting, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko. Dengan edukasi yang tepat, diharapkan lebih banyak individu dapat mengambil langkah pencegahan yang diperlukan untuk menjaga kesehatan otak mereka.